NAMA:AIK SOPIAH
NIM: ACC 115 033
PRODI:PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS: FKIP
JURUSAN: MIPA
MATA KULIAH: FISIKA DASAR II
A. Pengertian gas ideal
Gas ideal adalah gas teoritis yang terdiri dari partikel-partikel
titik yang bergerak secara acak dan
tidak saling berinteraksi. Konsep gas ideal sangat berguna karena
memenuhi hukum gasideal, sebuah persamaan keadaan yang disederhanakan, sehingga
dapat dianalisis dengan mekanika statistika.
Pada kondisi normal seperti temperatur dan tekanan
standar, kebanyakan gas nyata berperilaku seperti gas ideal.
Banyak gas seperti nitrogen, oksigen, hidrogen, gas mulia dan karbon dioksida dapat diperlakukan seperti gas
ideal dengan perbedaan yang masih dapat ditolerir.[1] Secara umum, gas berperilaku
seperti gas ideal pada temperatur tinggi dan tekanan rendah,[1] karena kerjayang melawan gaya intermolekuler menjadi
jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan energi kinetik partikel, dan ukuran molekul juga
menjadi jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan ruangan kosong antar molekul.
Model gas ideal tak dapat dipakai pada suhu rendah atau tekanan tinggi,
karena gaya intermolekuler dan ukuran molekuler menjadi penting. Model gas
ideal juga tak dapat dipakai pada gas-gas berat seperti refrigeran atau gas dengan
gaya intermolekuler kuat, seperti uap air. Pada beberapa titik ketika suhu rendah dan tekanan tinggi, gas nyata akan menjalani fase transisi menjadi liquidatau solid. Model gas ideal
tidak dapat menjelaskan atau memperbolehkan fase transisi. Hal ini dapat
dijelaskan dengan persamaan keadaan yang lebih kompleks.
Yang disebut gas ideal atau gas
sempurna ialah gas yang dengan tepat memenuhi hukum boyle dan hukum gay-lussac:
pv=n R T. Di sni p=tekanan, v=volume, n=jumlah mol, T=temperatur absolut
(mutlak), R=konstanta umum gas.baik hukum Boyle-Gay lussac, maupun besaran yang
terkandung di dalamnya, pv= nRT ini diebut juga persamaan keadaan gas ideal.
Telah kita ketahui pula tak
adanya gas sejati yang tepat memenuhi hukum Boyle-Gay lussac. Tetapi, bila
tekanannya tidak terlalu tinggi dan temperaturnya tidak terlalu rendah gas
sejati akan mirip gas ideal, dan sifatnya dapat dilukiskan oleh pv = nRT. Dalam
pasal ini akan ditinjau tasiran teori kinetik
tentang gas ideal.
Teori kinetik gas ideal di dasarkan atas bebrapa
anggapan:
1.
gas ideal
terdiri atas partikel ( atom ataupun molekul) dalam jumlah yang besar sekali.
2.
partikel
itu terbesar merata dan bergerak secara rambangan
3.
jarak
antar partikel jauh lebih besar dari pada ukuran partikel.
4.
tidak ada
gaya antar partikel yang dengan yang dengan partikel yang lain, kecuali
bila kedua buah partikel itu
bertumbuk.
5.
Semua
tumbukan, baik antara dua buah partikel ataupun antara partikel dengan dinding,
lenting sempurna dan terjadi dalam waktu yang singkat
6.
Hukum
newton tentang gerak berlaku di sini.
Tekanan
Misalkan sebuah
kotak, dua buah sisinya masing-masing seluas A, dan jarak
z antara
kedua sisinya ini . Kotak ini berisi N buah
partikel suatu gas ideal
pada
keadaan tertentu.sebuah partikel
bergerak
dengan kecepatan v.
Kecepatan
di tuliskan:
V=
i Vx + j Vy + k Vz. Bila menumbuk A
Terpantulah partikel ini,
kecepatannya
y Menjadi
v’= Î Vx – Ĵ Vy + ƙ Vz, sebab
Tumbukan
itu elastik sempurna dan masa
Partikel.
Seandainya partikel tersebut tidak
Bertumbukan
dengan partikel lain, ia akan
Bolak
balik menumbuk dinding yang
Berhadapan.
Selang waktu antara dua kali
Menumbuk
dinding kanan itu secara
Berurutan
ialah
.
Jadi,
dalam tiap satuan waktu, partikel itu
Menumbuk
dinding kanan sebanyak
Kali.
Setiap kali menumbuk dinding kanan, partikel itu
mendapat perubahan momentum sebesar
Dengan demikian dalam tiap satuan waktu partikel itu
mendapat perubahan momentum sebesar
dari dinding kanan.
Sebagai reaksi , dinding kanan dalam tiap satuan waktu
mendapat momentum sebesar
Karena ada N buah partikel, misalkan kecepatan
partikel pertama
Kedua
Termometer gas
Persamaan keadaan gas ideal dapat di tuliskan dalam
bentuk .
Jika jumlah gas sudah tertentu, n tertentu, dapat di
buat tetap. salah satu dari kedua buah variabel p dan v dapat di buat tetap
pula. Misalkan v dibuat tetap,maka T berbanding lurus dengan p. Dengan mengukur
p gas, dapatlah T di hitung terhadap suatu acuan, dan gas itu menjadi termometer.
Dalam hal demikian p disebut besaran termometrik. Sejak tahun 1954, titik
triple air murni – yaitu keadaan keseimbangan es, air, dan uap air – di pilih
menjadi titik acuan, temperaturnya di beri harga
273,16 misalkan pada waktu tabung gas ini
bersentuhan dengan sistem air pada titik triple itu tekanan gas sebesar p3,dan
pada waktu bersentuhan dengan sistem yang akan diukur temperaturnya itu tekanan
gas sebesar p. Maka menurut ungkapan tersebut di atas dapatlah dituliskan.
Tsifat gas ideal : makin rendah tekanan itu, makin
dekat pula sifatnya. Mengingat hal itu dilakukanlah langkah berikut:
1.
Mulai dengan
harga tertent, dihitunglah harga T.
2.
Harga berangsur dikurangi,tiap kali harga
T dihitung
3.
Dibuat grafik T
terhadap , dan di perolehlah garis lurus
4.
Dibuat
extrapolasi ke = 0, yaitu garis lurus itu
diteruskan
Sampai momentum sumbu T. Ini berarti harga T dihitung dari ungkapan ternyata dengan cara ini harga Tyang di
peroleh tidak bergantung pada jenis gas yang digunakan.
Dengan penalaran yang sama di dapatlah untuk termometer gas dengan tekanan
tetap:
(273,16 k).
Pengukuran dengan termometer gas memberikan hasil yang sangat teliti,
tetapi caranya tidak sesederhana pengukuran dengan termometer air raksa dalam
pembuluh.
Gas ideal termodinamika klasik
Karakteristik termodinamika gas
ideal dapat dijelaskan dengan 2 persamaan: Persamaan keadaan gas ideal adalah hukum gas ideal
Persamaan ini diturunkan
dari Hukum
Boyle: (pada n dan T
konstan); Hukum
Charles: (pada P dan n
konstan); dan Hukum
Avogadro: (pada P dan T
konstan). Dengan menggabungkan ketiga hukum tersebut, maka menjadi yang
artinya .
Pada kondisi ideal, ;
maka, .
Energi dalam gas ideal dinyatakan
dengan: :
dengan
B.
GAS
IDELA DALAM ILMU KIMIA
Hukum Charles Mengenai
Gas
Setelah
penemuan Boyle mengenai gas, seorang saintis asal Perancis bernamaJacques
Charles melakukan eksperimen
lain mengenai gas. Charles ialah orang pertama yang mengisi ballon udara dengan
hidrogen dan yang pertama melakukan perjalanan dengan balon udara.
Charles melakukan percobaan dengan mengamati perubahan volume terhadap temperatur pada tekanan konstan. Ia menemukan bahwa pada tekanan konstan, volume gas meningkat secara linear dengan peningkatan temperatur. Seperti terlihat pada grafik pengamatan hukum charles berikut:
Charles melakukan percobaan dengan mengamati perubahan volume terhadap temperatur pada tekanan konstan. Ia menemukan bahwa pada tekanan konstan, volume gas meningkat secara linear dengan peningkatan temperatur. Seperti terlihat pada grafik pengamatan hukum charles berikut:
Yang menarik dari grafik ini ialah, fakta bahwa ketika volume gas mendekati nilai nol, temperatur gas berada pada -273 derajat Celcius. Fakta ini memberikan satu pengukuran standard untuk temperatur yaitu Kelvin (K), yang mana 0 K = -273oC. Sehingga:
K = oC +273
Fakta ini memberikan kesimpulan bahwa volume gas nol dicapai ketika temperatur 0K atau pada temperatur absulute zero (nol absulut).
Jadi hukum Charles menyatakan bahwa volume gas berubah secara linier sesuai perubahan temperatur. Dalam persamaan matematis dinyatakan: V=BT
Pada tahun1811, seorang kimiawan asal
Italia bernama Avogadro menyatakan sebuah postulat bahwa pada volume,
temperature, dan tekanan yang sama, gas akan memiliki jumlah partikel yang
sama. Observasi Avogadro ini dapat
diilustrasikan pada gambar berikut :
Jika
dinyatakan dalam persamaan matematis, hukum Avogadro ialah :
V= andimana a= konstanta
proporsional gas dan n ialah jumlah partikel dalam gas.
Hukum Avogadro mengenai gas
menyatakan bahwa pada temperature dan tekanan konstan, volume gas akan
berbanding lurus secara proporsional dengan jumlah mol dari gas tersebut.
Pengaruh
Tekanan
Semua gas yang diketahui ada
sebagai gas nyata dan menunjukan perilaku yang ideal hanya sampai batas
tertentu dalam kondisi tertentu. Untuk gas nyata Z, mungkin kurang lebih dari
satu. Jika Z kurang dari 1 maka gas
kuranng kompresibel dan itu disebut penyimpangan positif. Hal ini diamati ada
sedikit penyimpangan pada tekanan rendah. Pada tekanan tinggi penyimpangan
tergantung pada sifat gas. Sebuah plot
terhadap P untuk beberapa gas yang umum ditunjukan pada gambar berikut :
Untuk H2 dan He,
‘Z’ lebih besar dari satu sedangkan untuk N2, CH4 dan CO2 ’Z’ lebih kecil dari
satu. Ini berarti bahwa gas-gas yang kompresibel lebih pada tekanan rendah dan
kurang kompresibel pada tekanan tinggi dari yang diharapkan dari perilaku
ideal.
Pengaruh Temperatur
Pengaruh suhu
pada perilaku gasnyata dipelajari dengan memetakan nilai ’PV’ terhadap
temperatur. Hal ini diamati bahwa penyimpangan dari perilaku kurang ideal
dengan peningkatan suhu. Dengan demikian, gas nyata menunjukan perilaku yang
ideal pada tekanan rendah dan suhu tinggi.
Penyebab Penyimpangan
Untuk mengetahui penyimpangan
dari idealitas, van der waals menunjukan asumsi kesalahan yang dibuat dalam
merumuskan model kinetik molekular gas. Volume yang ditempati oleh massa
molekul diabaikan dibandingkan dengan total volume gas adalah tidak valid.
Meskipun volume ini 0,1% dari total volume gas, volume molekul gas tetap sama
dibandingkan dengan penurunan volume total gas. Penurunan volume terjadi dengan
penurunan suhu dan peningkatan tekanan, tetapi volume molekul tidak dapat
diabaika. Kekuatan tarik antara molekul gas dianggap diabaikan. Asumsi ini
hanya berlaku pada tekanan rendah dan suhu tinggi dalam kondisi molekul
berjauhan. Tetapi pada tekanan tinggi dan suhu rendah volume gas kecil dan
sehingga kekuatan menarik meskipun sangat kecil. Volume koreksi dibuat
menyatakan bahwa volume bebas dari gas sebenarnya kurang dari volume yang
diamati. Istilah koreksi,’b’ adalah sebuah konstanta tergantung pada sifat gas.
Untuk ‘n’ gas, istilah koreksi ‘nb’ dan sehingga volume dikoreksi diberikan
oleh, Vkoreksi = (V-nb) koreksi ada karena gaya antar molekul berada dalam
pengaruh tekanan. Sebuah molekul mengalami tarik menarik. Persamaan tekanan
koreksi is .
Mengganti nilai-nilai untuk tekanan dan volume, persamaan gas
ideal sekarang dapat ditulis sebagai :
Persamaan ini adalah
persamaan van der waal. Disini konstanta ‘a’ menyatakan daya tarik antar
molekul gas, dan ‘b’ menyatakan volume atau ukuran molekul gas.
Seseorang yang ingin
menerbangkan sebuah balon udara-panas akan memanaskan udara di dalam balon
tersebut agar balon dapat terbang ke angkasa. Pemanasan tersebut mengakibatkan temperatur
udara di dalam balon meningkat dan memaksa sebagian udara keluar dari bagian
bawah balon yang terbuka. Tahukah Anda mengapa balon udara-panas tersebut hanya
dapat terbang saat udara di dalamnya dipanaskan? Penggunaan balon udara-panas
merupakan salah satu contoh aplikasi dari sifat gas saat energi kinetiknya
meningkat dan kerapatan rata-ratanya sama dengan udara di sekeliling balon
sehingga balon dapat melayang di langit. Apa sajakah sifat-sifat gas tersebut?
Bagaimanakah aplikasi sifat tersebut dalam teknologi? Anda dapat mengetahui
jawaban pertanyaan tersebut pada pembahasan Bab ini mengenai teori kinetik gas.
Jika gas yang diamati berada
di dalam ruangan tertutup, besaran-besaran yang menentukan keadaan gas tersebut
adalah volume (V), tekanan (p), dan suhu gas (T). Menurut proses atau perlakuan
yang diberikan pada gas, terdapat tiga jenis proses, yaitu isotermal, isobarik,
dan isokhorik. Pembahasan mengenai setiap proses gas tersebut dapat Anda
pelajari dalam uraian berikut.
a. Hukum Boyle
Perhatikanlah Gambar 1. berikut.
(a) Gas
di dalam tabung memiliki volume V1 dan tekanan P1. (b) Volume gas di dalam
tabung
diperbesar menjadi V2
sehingga tekanannya P2 menjadi lebih kecil.
|
Suatu gas yang berada di dalam
tabung dengan tutup yang dapat diturunkan atau dinaikkan, sedang diukur
tekanannya. Dari gambar tersebut dapat Anda lihat bahwa saat tuas tutup tabung
ditekan, volume gas akan mengecil dan mengakibatkan tekanan gas yang terukur
oleh alat pengukur menjadi membesar. Hubungan antara tekanan (p) dan volume (V)
suatu gas yang berada di ruang tertutup ini diteliti oleh Robert Boyle.
Saat melakukan percobaan
tentang hubungan antara tekanan dan volume gas dalam suatu ruang tertutup,
Robert Boyle menjaga agar tidak terjadi perubahan temperatur pada gas
(isotermal). Dari data hasil pengamatannya, Boyle mendapatkan bahwa hasil kali
antara tekanan (p) dan volume (V) gas pada suhu tetap adalah konstan. Hasil
pengamatan Boyle tersebut kemudian dikenal sebagai Hukum Boyle yang secara
matematis dinyatakan dengan persamaan :
pV = konstan
(1–1)
atau
p1V1 = p2V2
(1–2)
Dalam bentuk grafik, hubungan
antara tekanan (p) dan volume (V) dapat dilihat pada Gambar 2.
Grafik p-V suatu gas pada dua suhu yang berbeda, di
mana T1>T2.
|
b. Hukum Gay-Lussac
Gay-Lussac, seorang ilmuwan
asal Prancis, meneliti hubungan antara volume gas (V) dan temperatur (T) gas
pada tekanan tetap (isobarik).
Gambar Pada tekanan 1 atm, (a) gas bervolume 4 m3
memiliki temperatur
300 K, sedangkan (b) gas bervolume 3 m3 memiliki
temperatur 225 K.
|
|
Misalnya, Anda memasukkan gas
ideal ke dalam tabung yang memiliki tutup piston di atasnya. Pada keadaan awal,
gas tersebut memiliki volume 4 m3 dan temperatur 300 K.
Jika kemudian pemanas gas
tersebut dimatikan dan gas didinginkan hingga mencapai temperatur 225 K, volume
gas itu menurun hingga 3 m3. Jika Anda membuat perbandingan
antara volume terhadap suhu pada kedua keadaan gas tersebut (V/T) , Anda
akan mendapatkan suatu nilai konstan (4/300 = 3/225 = 0,013).
Berdasarkan hasil
penelitiannya mengenai hubungan antara volume dan temperatur gas pada tekanan
tetap, Gay-Lussac menyatakan Hukum Gay-Lussac, yaitu hasil bagi antara volume
(V) dengan temperatur (T) gas pada tekanan tetap adalah konstan.
Grafik hubungan V–T.
|
Persamaan matematisnya
dituliskan sebagai berikut.
V/T = Konstan
(1–3)
atau
V1/T1 =
V2/T2 (1–4)
Tokoh Fisika :
Robert Boyle
(1627–1691)
Robert Boyle ialah seorang
ilmuwan Fisika berkebangsaan Inggris. Melalui usaha dan kerja kerasnya, ia
berhasil menemukan pompa vakum. Ia pun menemukan Hukum Boyle berdasarkan
penelitian yang dilakukan dengan cermat dan teliti pada gas. Hukum Boyle banyak
diterapkan dalam teknologi dan telah memberikan banyak manfaat dalam kehidupan
manusia.
D. Soal gas ideal
1. Gas ideal berada di dalam suatu ruang
pada mulanya mempunyai volume V dan suhu T. Jika gas dipanaskan sehingga
suhunya berubah menjadi 5/4 T dan tekanan berubah menjadi 2P maka volume gas
berubah menjadi…
Pembahasan
Diketahui :
Volume awal (V1) = V
Suhu awal (T1) = T
Suhu akhir (T2) = 5/4 T
Tekanan awal (P1) = P
Tekanan akhir (P2) = 2P
Ditanya : Volume akhir (V2)
Jawab :
Volume gas berubah menjadi 5/8 kali volume awal.
Pembahasan
Diketahui :
Volume awal (V1) = V
Suhu awal (T1) = T
Suhu akhir (T2) = 5/4 T
Tekanan awal (P1) = P
Tekanan akhir (P2) = 2P
Ditanya : Volume akhir (V2)
Jawab :
Volume gas berubah menjadi 5/8 kali volume awal.
2.
Volume 2 mol gas pada suhu dan tekanan standar (STP)
adalah…
Pembahasan
Diketahui :
Jumlah mol gas (n) = 2 mol
Suhu standar (T) = 0 oC = 0 + 273 = 273 Kelvin
Tekanan standar (P) = 1 atm = 1,013 x 105 Pascal
Konstanta gas umum (R) = 8,315 Joule/mol.Kelvin
Ditanya : Volume gas (V)
Jawab :
Hukum Gas Ideal (dalam jumlah mol, n)
Pembahasan
Diketahui :
Jumlah mol gas (n) = 2 mol
Suhu standar (T) = 0 oC = 0 + 273 = 273 Kelvin
Tekanan standar (P) = 1 atm = 1,013 x 105 Pascal
Konstanta gas umum (R) = 8,315 Joule/mol.Kelvin
Ditanya : Volume gas (V)
Jawab :
Hukum Gas Ideal (dalam jumlah mol, n)
Volume 2 mol gas adalah 44,8 liter.
3.
Volume 1 mol gas adalah 45,4 liter / 2 = 22,4 liter.
Jadi volume 1 mol gas, baik gas oksigen atau helium
atau argon atau gas lainnya, adalah 22,4 liter.
3. 4 liter gas oksigen bersuhu 27°C pada tekanan 2 atm (1 atm = 105 Pa) berada dalam sebuah wadah. Jika konstanta gas umum R = 8,314 J.mol−1.K−1 dan bilangan avogadro NA 6,02 x 1023 molekul, maka banyaknya molekul gas oksigen dalam wadah adalah…
Pembahasan
Diketahui :
Volume gas (V) = 4 liter = 4 dm3 = 4 x 10-3 m3
Suhu gas (T) = 27oC = 27 + 273 = 300 Kelvin
Tekanan gas (P) = 2 atm = 2 x 105 Pascal
Konstanta gas umum (R) = 8,314 J.mol−1.K−1
Bilangan Avogadro (NA) = 6,02 x 1023
Ditanya : Banyaknya molekul gas oksigen dalam wadah (N)
Jawab :
Konstanta Boltzmann :
3. 4 liter gas oksigen bersuhu 27°C pada tekanan 2 atm (1 atm = 105 Pa) berada dalam sebuah wadah. Jika konstanta gas umum R = 8,314 J.mol−1.K−1 dan bilangan avogadro NA 6,02 x 1023 molekul, maka banyaknya molekul gas oksigen dalam wadah adalah…
Pembahasan
Diketahui :
Volume gas (V) = 4 liter = 4 dm3 = 4 x 10-3 m3
Suhu gas (T) = 27oC = 27 + 273 = 300 Kelvin
Tekanan gas (P) = 2 atm = 2 x 105 Pascal
Konstanta gas umum (R) = 8,314 J.mol−1.K−1
Bilangan Avogadro (NA) = 6,02 x 1023
Ditanya : Banyaknya molekul gas oksigen dalam wadah (N)
Jawab :
Konstanta Boltzmann :
ukum Gas Ideal (dalam
jumlah molekul, N)
Dalam 1 mol gas oksigen, terdapat 1,93 x 1023 molekul
oksigen.
4. Sebuah bejana berisi gas neon (Ne, massa atom = 20 u) pada suhu dan tekanan standar (STP mempunyai volume 2 m3. Tentukan massa gas neon!
Diketahui :
Massa atom neon = 20 gram/mol = 0,02 kg/mol
Suhu standar (T) = 0oC = 273 Kelvin
Tekanan standar (P) = 1 atm = 1,013 x 105 Pascal
Volume (V) = 2 m3
Ditanya : massa (m) gas neon
Jawab :
Pada suhu dan tekanan standar (STP), 1 mol gas apa saja, termasuk gas neon, mempunyai volume 22,4 liter = 22,4 dm3 = 0,0448 m3. Dengan demikian, dalam volume 2 m3 terdapat berapa mol gas neon ?
Dalam volume 2 m3 terdapat 44,6 mol gas neon.
Massa atom relatif gas neon adalah 20 gram/mol. Ini artinya dalam 1 mol terdapat 20 gram atau 0,02 kg gas neon. Karena dalam 1 mol terdapat 0,02 kg gas neon maka dalam 44,6 mol terdapat (44,6 mol)(0,02 kg/mol) = 0,892 kg = 892 gram gas neon.
Soal No. 1
16 gram gas Oksigen (M = 32 gr/mol) berada pada tekanan 1 atm dan suhu 27oC. Tentukan volume gas jika:
a) diberikan nilai R = 8,314 J/mol.K
b) diberikan nilai R = 8314 J/kmol.K
Pembahasan
a) untuk nilai R = 8,314 J/mol.K
Data :
R = 8,314 J/mol.K
T = 27oC = 300 K
n = 16 gr : 32 gr/mol = 0,5 mol
P = 1 atm = 105 N/m2
b) untuk nilai R = 8314 J/kmol.K
Data :
R = 8314 J/kmol.K
T = 27oC = 300 K
n = 16 gr : 32 gr/mol = 0,5 mol
P = 1 atm = 105 N/m2
Soal No. 2
Gas bermassa 4 kg bersuhu 27oC berada dalam tabung yang berlubang.
Jika tabung dipanasi hingga suhu 127oC, dan pemuaian tabung diabaikan tentukan:
a) massa gas yang tersisa di tabung
b) massa gas yang keluar dari tabung
c) perbandingan massa gas yang keluar dari tabung dengan massa awal gas
d) perbandingan massa gas yang tersisa dalam tabung dengan massa awal gas
e) perbandingan massa gas yang keluar dari tabung dengan massa gas yang tersisa dalam tabung
Pembahasan
Data :
Massa gas awal m1 = 4 kg
Massa gas tersisa m2
Massa gas yang keluar dari tabung Δ m = m2 − m1
a) massa gas yang tersisa di tabung
b) massa gas yang keluar dari tabung
c) perbandingan massa gas yang keluar dari tabung dengan massa awal gas
d) perbandingan massa gas yang tersisa dalam tabung dengan massa awal gas
e) perbandingan massa gas yang keluar dari tabung dengan massa gas yang tersisa dalam tabung
Soal No. 3
A dan B dihubungkan dengan suatu pipa sempit. Suhu gas di A adalah 127oC dan jumlah partikel gas di A tiga kali jumlah partikel di B.
Jika volume B seperempat volume A, tentukan suhu gas di B!
Pembahasan
Data :
TA = 127oC = 400 K
NA : NB = 2 : 1
VA : VB = 4 : 1
A dan B dihubungkan dengan suatu pipa sempit. Suhu gas di A adalah 127oC dan jumlah partikel gas di A tiga kali jumlah partikel di B.
Jika volume B seperempat volume A, tentukan suhu gas di B!
Pembahasan
Data :
TA = 127oC = 400 K
NA : NB = 2 : 1
VA : VB = 4 : 1
Soal No. 4
Gas dalam ruang tertutup memiliki suhu sebesar T Kelvin energi kinetik rata-rata Ek = 1200 joule dan laju efektif V = 20 m/s.
Jika suhu gas dinaikkan hingga menjadi 2T tentukan:
a) perbandingan energi kinetik rata-rata gas kondisi akhir terhadap kondisi awalnya
b) energi kinetik rata-rata akhir
c) perbandingan laju efektif gas kondisi akhir terhadap kondisi awalnya
d) laju efektif akhir
Pembahasan
a) perbandingan energi kinetik rata-rata gas kondisi akhir terhadap kondisi awalnya
b) energi kinetik rata-rata akhir
c) perbandingan laju efektif gas kondisi akhir terhadap kondisi awalnya
d) laju efektif akhir
Soal No. 5
Sebuah ruang tertutup berisi gas ideal dengan suhu T dan kecepatan partikel gas di dalamnya v. Jika suhu gas itu dinaikkan menjadi 2T maka kecepatan partikel gas tersebut menjadi …
A. √2 v
B. 12 v
C. 2 v
D. 4 v
E. v2
(Dari soal Ebtanas 1990)
Pembahasan
Data dari soal adalah:
T1 = T
T2 = 2T
V1 = ν
v2 =.....
Kecepatan gas untuk dua suhu yang berbeda
Sehingga diperoleh
Soal No. 6
Didalam sebuah ruangan tertutup terdapat gas dengan suhu 27oC. Apabila gas dipanaskan sampai energi kinetiknya menjadi 5 kali energi semula, maka gas itu harus dipanaskan sampai suhu …
A. 100oC
B. 135oC
C. 1.200oC
D. 1.227oC
E. 1.500oC
(Soal Ebtanas 1992)
Pembahasan
Data diambil dari soal
T1 = 27°C = 27 + 273 = 300 K
Ek2 = 5 Ek1
T2 = .....
Energi kinetik gas untuk dua suhu yang berbeda
Sehingga diperoleh
Dalam Celcius adalah = 1500 − 273 = 1227°C
Soal No. 7
Di dalam ruang tertutup suhu suatu gas 27°C, tekanan 1 atm dan volume 0,5 liter. Jika suhu gas dinaikkan menjadi 327°C dan tekanan menjadi 2 atm, maka volume gas menjadi....
A. 1 liter
B. 0,5 liter
C. 0,25 liter
D. 0,125 liter
E. 0,0625 liter
Pembahasan
Data soal:
T1 = 27°C = 300 K
P1 = 1 atm
V1 = 0,5 liter
T2 = 327°C = 600 K
P2 = 2 atm
V2 = ..........
P1 V1 P2 V2
_______ = _______
T1 T2
(1)(0,5) (2) V2
_______ = _______
300 600
V2 = 0,5 liter
Soal No. 8
Suatu gas ideal mula-mula menempati ruang yang volumenya V dan tekanan P. Jika suhu gas menjadi 5/4 T dan volumenya menjadi 3/4 V, maka tekanannya menjadi….
A. 3/4 P
B. 4/3 P
C. 3/2 P
D. 5/3 P
E. 2 P
(UN 2010 PO4)
Pembahasan
Suatu gas ideal mula-mula menempati ruang yang volumenya V dan tekanan P. Jika suhu gas menjadi 5/4 T dan volumenya menjadi 3/4 V, maka tekanannya menjadi….
A. 3/4 P
B. 4/3 P
C. 3/2 P
D. 5/3 P
E. 2 P
(UN 2010 PO4)
Pembahasan
Soal No. 9
Gas dengan volume V berada di dalam ruang tertutup bertekanan P dan bersuhu T. Bila gas mengembang secara isobarik sehingga volumenya menjadi 1/2 kali volume mula-mula, maka perbandingan suhu gas mula-mula dan akhir adalah....(UN Fisika 2014)
A. 1 : 1
B. 1 : 2
C. 1 : 3
D. 2 : 1
E. 3 : 2
Pembahasan
Data soal:
P1 = P → 1
T1 = T → 1
Isobaris artinya tekanannya sama P1 = P2 → 1
Volumenya menjadi 1/2 kali volume mula-mula artinya:
V2 = 1
V1 = 2
T1 : T2 =....
Soal No. 10
Suatu gas ideal mula-mula menempati ruangan yang volumenya V dan suhu T dan tekanan P.
Tabung I Tabung II
Jika gas dipanaskan kondisinya seperti pada tabung 2, maka volume gas menjadi....(UN Fisika 2014)
A. 1/2 V
B. 8/9 V
C. 9/8 V
D. 2/3 V
E. 3/2 V
Pembahasan
Data soal:
Tekanan menjadi 4/3 mula-mula:
P1 = 3
P2 = 4
Suhu menjadi 3/2 mula-mula:
T1 = 2
T2 = 3
V2 = ..... V1